Home
 
 
 
 
Tragedi di Orlando AS Tewaskan 50 Orang, Obama: Ini Teror Yang Dilandasi Kebencian

Senin, 13/06/2016 - 08:10:23 WIB

Presiden AS Barack Obama
TERKAIT:
   
 
ZONA RIAU. COM - Washington DC - Tragedi penembakan di Orlando oleh Omar Mir Seddique Mateen (29), menewaskan 50 orang dan  53 orang lainnya luka-luka dalam serangan bersenjata di klub Pulse Minggu dini hari tadi (12/6/2016).

Polisi menyebutkan penembakan diduga dilakukan oleh seorang pria bernama Omar Mir Seddique Mateen (29), warga AS keturunan Afghanistan.

Buddy juga mengatakan bahwa peristiwa ini adalah penembakan massal terburuk dalam sejarah AS. Polisi mendeskripsikan insiden itu sebagai aksi terorisme.

Menurut pihak berwenang, Mateen yang lahir di AS sebenarnya telah diawasi pemerintah untuk beberapa waktu, namun tidak menjadi target untuk penyelidikan kasus tertentu.

Tragedi penembakan oleh Mateen yang terjadi pada Minggu dini hari (12/6/2016) waktu setempat itu dikategorikan sebagai terorisme. "Kami menyebutnya insiden terorisme domestik," ujar Sheriff Orange County, Jerry Demings.

Mateen yang lahir di Port St. Lucie, Florida, itu diduga terpengaruh paham radikal, namun polisi belum menyebutkan apakah ia merupakan bagian dari kelompok tertentu atau beraksi sendiri.

Dalam peristiwa itu, sempat terjadi baku tembak antara seorang petugas kepolisian yang berada di luar klub dengan Mateen. Pelaku kemudian masuk kembali ke dalam klub dan menyandera beberapa orang sekitar pukul 02.00 dini hari. "Situasinya berubah menjadi peyanderaan,"tutur Mina.

Tiga jam kemudian, tim SWAT kepolisian mendobrak maju ke dalam klub menggunakan kendaraan lapis baja dan menyelamatkan sandera. Omar Mateen kemudian tewas dalam tembak menembak melawan polisi..

Dalam peristiwa ini, Presiden AS Barack Obama menyampaikan pernyataannya terkait peristiwa penembakan di Orlando, Florida. Dia menyebut aksi ini sebagai sebuah teror.

"Kita sekarang cukup untuk menyatakan ini sebagai aksi teror dan aksi kebencian," kata Obama dalam pernyataannya di Gedung Putih.

"FBI sudah benar dalam menginvestigasi aksi ini sebagai tidakan teror. Kita akan menuju ke mana pun fakta membimbing kita ... Apa yang nyata sekarang adalah dia seorang pria yang penuh kebencian," Jelas Obama. (zrc)

Home