Home
 
 
 
 
Pungli di SPBU Keritang Ternyata Hasil Akal Bulus Sang Manager

Sabtu, 18/06/2016 - 10:12:22 WIB

pengecer BBM bersubsidi melakukan pengisian BBM di SPBU Keritang

TERKAIT:
   
 
ZONA RIAU. COM - Kemuning
- Terkait pungutan liar di SPBU Keritang yang melakukan pengutipan uang
sebesar 300 rupiah per liter kepada agen eceran minyak bersubsidi,
ternyata hasil akal bulus sofyan selaku manager SPBU Keritang yang ingin
memperkaya diri sendiri, hal ini terbukti dari hasil wawancara
zonariau.com dengan salah satu karyawan SPBU Keritang, Jumat 17/6/16.

Karyawan
tersebut mengklaim bahwa masalah pengutipan uang tersebut mereka tak
tahu-menahu karena ada karyawan khusus yang ditugaskan sang manager
untuk melakukan pengutipan uang itu.

"Kalau masalah itu kami
tidak tahu-menahu mas, ada karyawan khusus yang bertugas untuk menerima
uang itu", Tutur karyawan tersebut.

Seperti pemberitaan pada
edisi sebelumnya, dimana pihak SPBU Keritang melakukan pengutipan uang
sebesar 300 rupiah per liter bagi along-along (Pengecer) BBM bersubsidi.

Sumber
zonariau.com menuturkan bahwa pembelian diatas 15 liter BBM bersubsidi
di SPBU Keritang para pengecer (Agen) diwajibkan mengambil DO terlebih
dahulu dengan membayar 300 rupiah per liter.

Biasanya, para agen
tersebut dalam sehari membeli BBM Subsidi sebanyak 8 gelen (jeregen)
dimana setiap gelennya berisi 35 liter BBM subsidi, maka 35 liter kali 8
jeregen hasilnya 280 liter dikali Rp.300 rupiah, maka setara dengan
Rp.84.000, itu hanya berlaku pada perhitungan satu agen (pengecer) saja,
tutur agen yang tak mau namanya dipublikasikan tersebut.

Sementara
itu, informasi dari warga sekitar mengatakan bahwa sedikitnya dalam
sehari ada 10 along-along (Agen Pengecer) yang mengambil BBM subsidi di
SPBU Keritang.

Maka uraiannya, jika dalam sehari ada 10 agen yang
mengambil BBM subsidi dimana rata-rata membawa  8 jeregen berarti ada
80 jeregen yang setiap gelennya memuat 35 liter maka 80 gelen dikali 35
liter  hasilnya setara dengan 2.800 liter dikali 300 ruliah maka
penghasilan SPBU Keitang dalam sehari adalah Rp. 840.000 rupiah.

Jikalau dihitung dalam sebulan maka 840.000 kali 30 hari SPBU keritang mendapat omset akibat kecurangannya sebesar
Rp. 25.200.000 (dua puluh lima juta dua ratus ribu ) per bulan.

Hasil
kutipan yang puluhan juta tersebut tidaklah semua karyawan SPBU
keritang menikmatinya melainkan dinikmati oleh sofyan selaku manager,
bagaimana tidak? Saat ditanya kemana alokasi uang tersebut, karyawan itu
kembali mengatakan tidak pernah tau.

"Alokasi uang itu saya tak tau mas, saya hanya menerima gaji saya selayaknya karyawan saja", jawab karyawan tersebut.

Untuk
mengklarifikasi temuan ini wartawan zonariau.com sudah beberapa kali
menghubungi sang manager via telpon seluler namun tak ada jawaban,
demikian juga ketika awak media mendatangi rumahnya namun tak kunjung
bertemu dengan sofyan selaku manager SPBU Keritang.

Sepertinya
ilmu menghilang yang dimiliki sofyan ini sangat mujarab, terbukti dari
usaha awak media zonariau.com berkomunikasi dengan dirinya tak pernah
berhasil.

Lantas yang menjadi pertanyaannya adalah BBM bersubsidi
itu sesungguhnya disubsidi pemerintah untuk rakyat kecil atau disubsidi
pemerintah untuk memperkaya oknum manager di SPBU?

Ini masih
tanda tanya masyarakat banyak, dimana disela-sela keterpurukan ekonomi
bangsa saat ini masih ada juga insan manusia yang ingin mencari
keuntungan pribadi dari penderitaan insan manusia lainnya. (Alvyn/Efi)
Home