Home
 
 
 
 
Pemimpin Yang Berkaratker

Senin, 12/06/2017 - 21:52:16 WIB


TERKAIT:
   
 
Nias- Sejak lama saya perhatikan banyak gejolak yang semakin besar dan semakin sulit di atasi. Kondisi Masyarakat yang hidup di sebuah Pulau bagian Barat Indonesia ini semakin mengalami krisis yang hebat dan semakin berkepanjangan.

Pulau Nias, sebuah Pulau kecil dan mempesona. Keindahan, serta kekayaan alam nya seharusnya mampu memberikan sebuah harapan yang cemerlang bagi masyarakat nya untuk memiliki kehidupan yang layak disebut "Merdeka".

Namun kondisinya jauh sangat berbeda dengan kondisi yang seharusnya dapat kita bayangkan, Pulau Nias yang menyimpan banyak kekayaan alam dan SDM yang semakin tinggi jusru tidak menjamin kesejahteraan bagi masyarakat. Krisis kini menggerogoti masyarakat Pulau Nias.

Dengan krisis yang semakin akut, terutamakrisis politikdanekonomi, Masyarakat Pulau Nias ini terseok-seok menatap masa depan. Krisis ekonomi telah terbukti banyak melahirkan keresahan sosial baru.

Untuk menuntaskan krisis politik dan ekonomi ini, akar-akar penyebabnya haruslah segera dikikis habis. Oleh karena itu, dalam menata kehidupan demokrasi yang matang, segenap warga masyarakatdiharapkan memilih pemimpin yang signifikan.

Memilih pemimpin yang kuat dan sekilas tampak tegas saja juga bukanbentuk penyelesaian yang terbaik. Pemimpin yang hanya menjadisolidarity makerjuga bukanlah pemimpin yang efektif. Apalagi pemimpin yang hanya terkenal sebagai tipe administrator yang berwatak birokratis. 

Dalam keadaan yang tidak normal ini, pemimpin dengan kualitas prima saja lah yang kita butuhkan, yaitu pemimpin yang berkarakter dan memiliki integritas serta memiliki visi yang jelas dalam menyelesaikan segala permasalahanbangsa.

Di masa depan, persoalan kita sudah sangatberbeda, dan untuk menghadapinya dibutuhkan tipe kepemimpinan yang juga berbeda. Cepat ataulambat, masyarakat kita akan semakin kritis dan mulai mengertihak-haknya. Mereka tidak ingin hanya menjadi obyek yang terus menerus diatur oleh pemimpin mereka. 

Pemimpin saat ini juga diharapkan mampu membuat inovasi kebijakan yang berani dan berdampak jauh serta mampumenghadapi persoalan ekonomi yang baru, seperti tuntutan pemerataan dan keadilan. Untuk itu, Pulau Nias ini membutuhkan pemimpin berkarakter, baik di tingkat kepala daerah, dan legislatif,  karena pemimpin bangsa pada dasarnya berada diseluruh sektor kekuasaan yang berada dalam sebuah sistem, dan memiliki kewenangan atau kekuasaan, sehingga nasib masyarakat atau bangsa ini tidak hanya terletak pada presiden dan wakil presiden saja.

Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diriseseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpinsejati. 

Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).

Seorang pemimpin harus berkarakter, punya kredibilitas, menjadi inspirasi keteladanan dan mampu menumbuhkan harapan. Pemimpin berkarakter sudah barang tentu bukan sosok karbitan atau yang hanya mengandalkan pengalaman jabatan, jam terbang politik, dan deretan panjang aktivitas kemasyarakatan, tanpa catatan prestasi yang jelas dalam semua kiprahnya itu. 

Pemimpin berkarakter adalah pemimpin yang mampu membuat skenario masa depan bagi rakyat dan memperjuangkan skenario itu dengan melakukan perubahan mendasar dalam pemerintahan danmasyarakatnya dengan bertopang pada nilai-nilai masyarakatnya sendiri. 

Di samping berkarakter pemimpin juga diharapkan memiliki kredibilitas. Ini menyangkut komitmen, integritas, kejujuran, konsistensi dan keberanian seorang pemimpin untuk bertanggung jawab ataspilihannya. Bukan jenis pemimpin dengan mental tempe, selalu ragu-ragudan serba lambat mengambil keputusan di antara sekian banyak pilihanyang memang mustahil sempurna. 

Pemimpin yang kredibilitasnya mumpuni, sejak semula diberi amanah siap mempertanggungjawabkan kegagalan tanpa mencari kambing belang. Ia lebih suka mencari apa yang keliru untukdiperbaiki ketimbang mencari siapa yang patut disalahkan. Kredibilitas juga mengandung pengertian adanya ketenangan batin seorang pemimpin untuk memberikan reaksi yang tepat terutama dalam kedaaan kritis. 

Selain itu, tentu saja kredibilitas juga menyangkut aspek kecakapan danketrampilan teknis memimpin. Pemimpin berkarakter juga menjadi inspirasi keteladanan. Boleh jadi ini aspek kepemimpinan yang terpenting dan sekaligus teramat sulit untuk kita temukan kini. 

Banyak pemimpin di negeri ini yang gagal menjadi sumber inspirasi keteladanan. Mereka tidak sanggup berdiri di barisan terdepan dalam memberi teladan dari dirinya dan lingkungan kekuasaannya yang terdekatnya. Pemimpin yang inspiratif, semestinya sanggup secara otentik menunjukkan ketulusan satunya ucapan dengan tindakan, satunya seruan dengan pelaksanaan, satunya tekad dengan perbuatan. Orang Jepang menyebut sikap otentik ini dengan istliah"makoto", artinya sungguh-sunggguh, tanpa kepura-puraan.

Nurcholis Madjid menyebut pemimpin seperti ini sebagai lambang harapan bersama, sumber kesadaran arah (sense of direction) dan sumber kesadaran tujuan (sense of purpose). Dengan demikian Keempat, menumbuhkan harapan. Kita tahu tingkat kepercayaan rakyat terhadap pemerintah saat ini begitu rendah. Pemerintah seperti kehilangan daya, alih-alih mampu menggugah dan menggerakkan rakyatnya, bahkan niat baik pemerintah pun acap kali disalah pahami oleh rakyatnya sendiri. 

Pemimpin yang memberi harapan adalah pemimpin mampu menjadikan harapan rakyatnya sebagai roh kepemimpinannya. Tidak sebaliknya, secara egois menjadikan harapannya seolah-olah sebagai harapan rakyatnya. 
Pemimpin berkarakter adalah yang memiliki keunggulan khas, dapat diandalkan, dan memiliki daya tahan dalam kesulitan dan persaingan.

Selain keunggulan spesifiknya pada sisi inteligensia, pemimpin yang berkarakter juga dituntut untuk menguasai moral capital yang kuat. Moral dalam arti ini adalah kekuatan dan kualitas komitmen para pemimpin dalam memperjuangkan nilai-nilai, keyakinan, tujuan, dan amanat penderitaan rakyat. 

Kapital di sini bukan sekadar potensi kebajikan seseorang, melainkan potensi yang secara aktual menggerakkan roda politik. Dengan begitu, yang dikehendaki bukan sekedar kualitas moral individual, namun juga kemampuan politik untuk menginvestasikan potensi kebajikan perseorangan ini ke dalam mekanisme politik yang bisa mempengaruhi perilaku masyarakat.

Untuk menghadapi kecenderungan dan persoalan baru yang dihadapi ke depan, dibutuhkan tipe kepemimpinan yang berkarakter. Pemimpin yang berkarakter adalah seseorang yang mengerti bahwa untuk menggerakkan masyarakat dalam mencapai tujuan tertentu (stabilitas politik, persatuan bangsa, pertumbuhan ekonomi), yang pertama harus dilakukan adalah merebut hati dan membangkitkan simpati masyarakat terhadap tujuan tersebut.

Pemimpin berkarater mengelola pembangunan sebagai proses pembentukan nilai yang berkesinambungan, bukan hanya sekadar berkuasa untuk lima tahunan. Tanpa semua itu pemimpin akan gagal mengajak rakyatnya untuk bergerak (moving the people) atau Restorasi untuk mengatasi carut-marut keadaan. 

Rakyat yang engan diajak bergerak menjemput perubahan adalah pertanda gagalnya kepemimpinan. Di sana tidak muncul pemimpin berkarakter kuat, punya kredibilitas terjaga, sanggup menjadi inspirasi keteladanan dan mampu menumbuhkan harapan. Pembentukan karakter seseorang pemimpin pada dasarnya menjadi tanggung jawab semua pihak dan warga masyarakat. Oleh karena itu seluruh komponen lembaga kepemerintahan di Pulau Nias bersama rakyat wajib menyediakan persemaian yang subur untuk pengembangan  kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan pemimpin yang berkarakter. 

Untuk itu, instusidemokrasi yang telah menjadi ketetapan seluruh masyarakat harus dijaga dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan negara yang adil untuk mencapai kesejahteraan bersama, sebab kepemimpinan yang berkarakter dapat menjaga pembangunan suatu daerah yang lebih kuat.

Ditulis oleh:
Yusadar Waruwu, S.Pd.
(Ketua DPC Partai NasDem, Kecamatan Somolo-Molo, Kabupaten Nias)
Home