Home
 
 
 
 
Hasil RDP Terungkap "RASTRA" Busuk Yang Disalurkan Bulog adalah "FAKTA"

Selasa, 20/06/2017 - 01:29:00 WIB


TERKAIT:
   
 
NIAS- Penyaluran atau pendistribusian Rastra yang tidak layak konsumsi saat ini sedang menjadi pembahasan hangat ditengah masyarakat, pasca aksi turun kejalan yang dilakukan oleh ALPENAS (Aliansi Peduli Kepulauan Nias) pada tanggal 08/07/17 yang lalu mendapat respon serius dari DPRD. 

Tepat pada hari Senin 19/6/17, DPRD Kota Gunungsitoli melaksanakan RDP (Rapat dengar pendapat) yang langsung di pimpin oleh Ketua DPRD Kota Gunungsitoli, Herman Jaya Harefa dan dihadiri oleh sejumlah anggota DPRD, Wawako Gunungsitoli, Kapolres Nias, Bagian Perekonomian dan SDA Pemko Gunungsitoli beserta jajarannya, Camat se-Kota Gunungsitoli, Kepala Desa dan Sekdes se-Kota Gunungsitoli, ALPENAS, dan pihak Bulog Gunungsitoli.

Rapat yang langsung dibuka oleh Ketua DPRD Kota Gunungsitoli langsung memberikan kesempatan pertama kepada ALPENAS untuk menyampaikan pendapatnya dalam rapat tersebut. Kesempatan itu langsung disambut baik oleh Pihak ALPENAS melalui pimpinan aksi bung Jernih Lahagu. 

Dalam kesempatan tersebut, Alpenas melalui bung Jernih Lahagu menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pihak bagian perekonomian atau pokja Kab/kota dan bulog gunungsitoli adalah sebagai berikut :

Kepada pihak bagian perekonomian/tim pokja Kab/kota :

Berapa anggaran yang diberikan kepada Tim koordinasi atau pokja setiap tahunnya dalam melaksanakan tupoksi?

Sejauh mana tugas tanggungjawab Tim Koordinasi/ Tim Pokja Kab/Kota terhadap Rastra ini?

Siapa saja oknum yang ditugaskan oleh Pemkot sebagai TKSK?

Kepada Pihak Bulog Gunungsitoli
Bagaimana spesifikasi rastra/ standar yang telah ditentukan?

Berapa jatah ton Rastra kab/kota setiap bulan/tahun?

Berapa ton kapasitas gudang bulog?

Apa alasan kansilog Gunungsitoli menyampaikan melalui media massa bahwa Rastra akan di hentikan mulai bulan juli, apakah sudah ada keputusan dan perintah dari pusat?

Berapa anggaran perawatan yang diberikan setiap tahunnya dalam melakukan perawatan rastra ini, seperti apa mekanisme dalam melakukan perawatan sesuai dengan SOP yang sudah ditentukan?

Apa saja yang menjadin parameter analisa terkait dengan standar gudang (apakah sudah sesuai dengan SNI)
Berapa ton jatah susut Rastra Kab/kota setiap bulan/tahun?

Tolong jelaskan tugas dan kewenangan kansilog sesuai dengan SOP yang ada?

Siapa pihak menangani mengenai pengangkutan pendistribusian rastra?

Bagaimana mekanisme dalam menentukan pihak yang menangani pendistribusian (pengankutan) apakah melalui tender atau penghunjukan langsung? Tanya jernih Lahagu.

Dari beberapa pertanyaan yang disampaikan pihak Alpenas, baik pihak bagian perekonomian dan SDA pemko gunungsitoli dan Bulog Gunungsitoli memberi jawaban dengan berbelit-belit, bahkan terkesan berupaya membantah.

"Terlebih-lebih kepada pihak bagian perekonomian pemko gunungsitoli yang sempat mengatakan jika sudah melakukan koordinasi dan beras yang disalurkan sudah seusai aturan dan kelayakan sesuai dengan hasil cek dilapangan dan pernyataan kepala-kepala desa. Namun yang lebih mengejutkan salah satu desa yang disebutkan oleh bagian perekonomian mengatakan bahwa yang disampaikan oleh pihak pemko termasuk bulog ini tidak benar. "kami sudah menolak beras-beras tersebut, karena tidak layak dikonsumsi, ujar Jernih Lahagu menirukan pernyataan salah seorang kepala desa yang menolak Rastra tersebut.

Lanjutnya, Pernyataan-pernyataan kansilog dan pemko selama ini yang mengatakan jika beras yang sudah disalurkan adalah layak, terbantahkan! sewaktu dibuka beberapa sample karung beras yang dihadirkan dalam RDP tersebut ternyata banyak yang busuk, ucap bung Jernih Lahagu. 

Hingga dipenghujung rapat baik pihak bulog maupun pihak perekonomian kota gunungsitoli tidak mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Alpenas.

"DPRD akan segera melakukan koordinasi kepada Pemko Gunungsitoli, kepada pihak Subdivre Bulog sumut dan meminta agar beras yang tidak layak tersebut dihentikan di distribusikan kepada masyarakat gunungsitoli" tandas bung jernih menjelaskan. (Tim/Alvin)
Home