Home
 
 
 
 
Tak Ikut Wisuda, Mahasiswa IKIP Gusit Tulis Pesan Yang Menguras Air Mata

Selasa, 25/07/2017 - 23:28:31 WIB


TERKAIT:
   
 
Jakarta- Tulisan ini saya sampaikan kepada seluruh teman-teman saya yang akan diwisuda besok di Gunungsotoli-Nias, buat Keluarga saya terutama Ayah dan Ibu saya di kampung saat ini, buat pembaca lain terutama rekan-rekan aktivis, dan juga buat rekan-rekan Akademi Bela Negara NasDem di Jakarta Selatan.

Sahabat, saya pernah bermimpi kalau suatu saat saya akan mengenakan Baju Toga itu, pernah bermimpi akan berfoto bersama dengan keluarga, saudara dan sahabat-sahabat lain nya. Saya juga pernah bermimpi bahwa saya akan memberikan kalian undangan untuk menghadiri acara wisuda ku nanti.

Mimpi itu berawal ketika saya memulai kuliah di Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Gunungsitoli Bulan Agustus tahun 2012 di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Pendidikan Jurusan Bahasa Inggris. Mimpi itu semakin kuat ketika saya Ujian Seminar bulan Agustus 2016, dan mimpi itu saya pikir tidak bisa ditawar lagi ketika saya menyelesaikan ujian Judisium tanggal 27 Januari 2017.

Saat itu saya merasa semua nya telah berjalan baik, mimpi itu pasti akan terjadi. Tidak ada lagi yang bisa ditawar, tinggal menunggu waktu yang tepat. Sahabat, malam ini saya harus ikhlas karena moment ini tidak bisa saya hadiri. Saya mungkinhanya bisa mengucapkan selamat kepada kalian semua disana yang akan diwisuda besok (26/07/2017).

Ayah dan Ibu, dan keluarga semua, saya sesungguhnya merindukan bisa menikmati moment ini bersama kalian. Apalagi sebagai anak sulung, saya sadar jika seandainya saya bisa hadir pada wisuda ini, moment ini adalah yang Pertama buat Ayah dan Ibu dan juga keluarga. Untuk Ayah dan Ibu, serta semua keluarga saya, saya mohon maaf karena tidak bisa memberikan waktu untuk melihat kalian bahagia menyaksikan saya akan diwisuda. 

Ini mungkin hal yang berat bagi kalian semua, karena kalian mungkin sudah pernah membayangkan anak kalian akan berdiri mengenakan Baju Toga dihadapan kalian.Ayah dan Ibu, dan keluarga semua, saya mohon maaf karena telah meletakkan peristiwa ini. Ini demi cita cita saya, ini demi Daerah kita, ini demi Negeri kita.Saya masih memiliki mimpi yang besar selain mimpi mengenakan Baju Toga itu Ayah.!

Saya masih memiliki mimpi yang mulia dibanding mengenakan Baju Toga itu Ibu.!

Mimpi ini sangat tidak masuk AKAL dan tidak MUDAH untuk saya raih. Banyak hal yang menjadi alasan mengapa mimpi saya ini tidak masuk akal bagi mereka, mulai dari sisi Finansial saya yang sangat minim, dan terlebih-lebih kemampuan intelektual saya yang masih sangat sedikit.

Tapi mimpi besar ini tidak bisa ku abaikan, mimpi itu kini telah menjadi tanggung jawab kewajiban saya. Mimpi itu kini menjadi Motivasi dan dorongan bagi saya, mimpi itu selalu saya rindukan dan doakan akan menjadi suatu kenyataan.Bagi saya, mimpi ini mulia, tapi mungkin tidak ada apa-apa nya bagi orang lain. Orang lain mungkin bisa berpikir saya terlalu berlebihan untuk merindukan mimpi yang tidak masuk akal bisa saya raih.

Ayah dan Ibu, mimpi saya adalah melihat aspal bisa sampai di depan rumah kita. Kendaraan bermotor bisa berlalu lalang, hasil bumi kita seperti karet, buah pisang, dan segala jenis penghasilan lain bisa diangkut ke pasar. Penghasilan tidak lagi hanya berpatokan di karet sebab jika musim hujan kita tidak bisa menyadap karet, tapi kondisi ekonomi kita bisa terbantu dengan menjual hasil alam dari pertanian kita. 

Mimpi saya harga sembako bisa terjangkau karena jasa pengangkutan lebih ringan, dan mimpi saya ayah dan ibu tidak perlu lagi berjalan kaki jika pergi ke pekan/pasar.

Ayah dan Ibu, dan keluarga semua nya, mimpi saya ingin melihat terang dari lampu pijar ini akan memenuhi rumah-rumah penduduk desa kita. Saya bermimpi kita tidak perlu lagi membeliminyak tanah untuk lampu penerangan pada malam hari. 

Saya bermimpi melihat adik-adik bisa belajar dengan lampu pijar ini, tidak lagi dengan senter, lilin atau lampu yang diisi minyak tanah itu.Ayah dan Ibu, sejak kecil sampai tingkat Sekolah Dasar saya sudah cukup menderita dengan keterbatasan ini. 

Saya pernah menangis berjalan kaki dari kebun bersama ibu. Saya juga harus belajar hanya ditemani lampu kaleng yang diisi minyak tanah. Akademi Bela Negara NasDem sedang menepah saya untuk meraih mimpi itu. 

Disini saya belajar karena mimpi itu tidak mudah untuk saya. Apalagi mimpi ini sangat konyol dansangat tidak masuk akal di pandangan orang lain. Saya butuh waktu disini, setidaknya apa yang saya dapatkan dari Akademi Bela Negara ini akan memberikan saya banyak ilmu untuk meraih mimpi itu.

Ayah dan Ibu, dan keluarga semua nya, ijinkan lah aku mengikhlaskan hati melewati moment wisuda ku ini. Izin kan lah saya harus menunda mimpi saya untuk mengenakan Baju Toga itu. Ikhlas kan lah hati untuk menunda harapan ayah dan ibu.Izin kan lah saya, belajar mengejar mimpi baru ku. Saya berdoa Ayah dan Ibu semakin kuat danpanjang umur.

Sahabat-sahabat ku, selamat dan sukses atas Wisuda Sarjana nya. Empat setengah tahun kita telah melalui kebersamaan dan telah melalui proses pendidikan. Kebersamaan yang begitu berharga karena tidak mungkin lagi bisa terulang. Sahabat ku, ilmu yang telah kita dapatkan mari kita terapkan bagi masyarakat dan lingkungan kita. Masyarakat, daerah kita dan bangsa ini membutuhkan kita untuk berkontribusi melakukan perubahan ke arah yang lebih.

Dosen-dosen saya di IKIP Gunungsitoli, terlebih-lebih dosen saya dari program studi Bahasa Inggris, terimakasih Ibu dan Bapak atas waktu dan Ilmu yang telah diberikan selama ini. Saya tidak pernah melupakan kalian semua, kalian telah berjasa menepah dan melatih kehidupan saya untuk lebih baik. 

Mohon maaf atas segala kesilafan dan mohon selalu dukungan dan doa nya.

Oleh : Yusadar Waruwu, S.Pd. (Koordinator Wilayah ABN khusus Sumatera Utara), sekaligusKetua DPC Partai NasDem Kecamatan Somolo-Molo, Kabupaten Nias.
Home