Home
 
 
 
 
Kasus Video diduga Jambret
Polda Riau Tegaskan Isu Kasus Didamaikan Ketua Nias Adalah Hoax

Senin, 26/02/2018 - 16:49:04 WIB

Pertemuan antara pengurus IKNR, HIMNI , SAFU dengan Kabid humas Polda Riau Kombes Guntur Aryo Tedjo
TERKAIT:
   
 
PEKANBARU - Kisruh simpang siur nya berita adanya perdamian  di media sosial atas kasus  oknum di video  Irwan Setiawan Laoli yang semula diduga Jambret ternyata  korban salah tangkap yang sempat viral minggu lalu.

Kabid humas Polda Riau Kombes Guntur Aryo Tedjo mewakili Kapolda Riau mengatakan bahwa isu tersebut adalah Hoax.

Hal ini ditegaskan oleh mantan Kapolres Pelalawan ini ketika di temui di ruang kerjanya oleh beberapa pengurus IKNR, HIMNI  , IMNR , SAFU  yang mewakili masyarakat Nias Riau.

Lebih lanjut Guntur menjelaskan bahwa kasus itu sudah menjadi atensi polda Riau. 
Dan malam itu wakapolda langsung sudah instruksikan Kapolres serta propam polda Riau untuk memproses oknum tersebut.

" Tidak benar ada perdamaian dan tidak benar ada ketua Nias mendamaikan kasus tersebut, ayo siapa yang mendamaikan? " tanya nya.

" Saya pastikan bahwa berita itu hoax , kita minta agar berita2 hoax jangan di layani, " ujarnya.

Sefianus Zai selaku ketua umum IKNR dan Kadep Kominfo HIMNI menyayangkan isu yang sempat mengalamatkan tuduhan kepada Ketua Nias Riau.

Isu2 seperti ini menguras energi kita, seharusnya kita fokus pada mengawal dan mendorong agar kasus ini dapat diusut tuntas," ucap Zai kepada media.

Sefianus Zai menjelaskan bahwa kehadirannya di Polresta Pekanbaru adalah sebagai bentuk dukungan moral kepada korban salah tangkap, agar oknum yang ada dalam video dapat segera di proses juga para pelaku pemukulan dapat segera ditangkap.

Rian Halawa yang turut ikut bersama rombongan Sefianus Zai kepolresta juga mengakui bahwa tidak ada membahas perdamaian dengan oknum polisi. Rian Halawa yang malam intu mewakili team SAFU menyayangkan berita-berita yang tidak bertanggung jawab seperti itu.  " Harusnya kita bersyukur karena Pak Sefianus Zai malam itu mendesak Kapolres dan Oknum polisi itu langsung di perintahkan oleh Kapolres untuk di periksa," sesalnya.

Saksi lain yang hadir pada pertemuan itu Ondroita Tafonao juga menyayangkan berita Hoax yang beredar di medsos dan membuat beberapa orang terprofokasi.

Saya hadir pada malam di pertemuan dengan Kapolresta Pekanbaru, saya juga merekam pertemuan itu.  " Tidak ada perdamaian  saat kami di Polresta dan tidak ada membahas perdamaian," tegasnya.

Ondroita juga mengatakan bahwa ikut juga saat mendampingi korban ke Propam Polda Riau. Ondroita yang merupakan mahasiswa ini mengatakan bahwa memang ada polisi yang mengatakan bukannya sudah berdamai Pak.

Tapi polisi yang menyampaikan itu adalah yang ada di penjagaan saja bukan anggota propam. Anggota propam saat itu mengarahkan kami agar buat laporan di propam Polresta alasannya karena propam Polresta sudah menangani kasus tersebut dan semalam sudah di periksa oknum yang di maksud. " Jadi tidak benar laporan kami di propam polda ditolak karena sudah di damaikan tapi kami diarahkan ke Propam Poltesta, namun karena kami ngotot akhirnya laporan kami diterima.


" Jadi tidak benar propam mengatakan sudah didamaikan, seharusnya ucapan anggota polisi di penjagaan yang mengatakan bukannya sudah damai , tidak perlu di besar- besarkan dan di share ke media sosial ," ucap Ondroita.

" Saya yang sama- sama hadir dalam pertemuan di Poltesta dan di propam Pokda Riau sangat menyayangkan isu yang dialamatkan kepada Pak Ketua IKNR Sefianus Zai,  tidak pantas di hembuskan isu yang seperti itu,"sesalnya.

Sebagaimana di ketahui bahwa berita perdamaian tersebut dimuat di media sosial FB akun Diana Putri Zalukhu.

Postingan Diana Putri Zalukhu " Saya dengar tadi pagi adek ini melapor ke propam polda Riau. Polisi bilang sudah berdamai dengan ketua orang Nias.  Yang berdamai siapa ??? Sikorban ini TIDAK PERNAH BERDAMAI DENGAN SIAPAPUN !!! Sungguh sangat tidak punya hati orang yang mengambil kesempatan dalam hal ini !!!!!! " dan seterusnya. 

Akhirnya status Diana putri Zalukhu ini viral juga dan   menuai pro dan kontra netizen . Namun status tersebut akhirnya hilang setelah banyak netizen menyayangkan status yang dianggap provokatif tanpa dasar dan berpotensi memancing perpecahan masyarakat khususnya keluarga besar Nias.*


Home