Home
 
 
 
 
Riau Menuju Ketahanan Pangan
Gubri Buka Seminar Sagu Asean Tahun 2018

Selasa, 07/08/2018 - 15:11:01 WIB


TERKAIT:
   
 
Pekanbaru - Kekayaan alam Riau begitu melimpah, salah satunya adalah komoditas sagu yang sudah terkenal dinusantara.

Gubernur Riau (Gubri) Arsyadjuliandi Rachman membuka secara resmi Seminar Sagu Asean tahun 2018 di Hotel Pangeran Pekanbaru, Selasa (7/8).

Dalam Sambutannya Gubri mengatakan bahwa Provinsi Riau awalnya lebih dikenal dengan provinsi Migas, dan juga kebun kelapa sawit di Indonesia.

"Beberapa tahun ini Provinsi Riau tengah giat giatnya mempromoikan sagu dalam mengatasi masalah pangan di Provinsi Riau," ungkapnya

Gubri juga menjelaskan bahwa, di Provinsi Riau semangat mengembangkan sagu  karena Riau bukan penghasil beras jadi setiap tahun kita tergantung di Provinsi tetangga dan Jawa, sehingga  mudah mudahan sagu bisa mengatasi masalah pangan di Provinsi Riau.

"Karena permintaan sagu setiap tahunnya meningkat dan banyak disukai masyarakat dan tamu yang datang ke Riau sehingga sekarang di kota pekanbaru sudah gampang mendapatkan sagu, baik untuk sarapan makan siang dan malam karena permintaan sagu semakin meningkat setiap tahunnya," tambahnya

Gubri juga menjelaskan bahwa Provinsi Riau  mulai tahun 2015 sejalan dengan mempromosikan sagu juga memperkenalkan pariwisata berbasis budaya.

Gubri juga berharap dengan sagu yang saat ini mulai disukai masyarakat dan tamu yang datang ke Riau sehingga permintaan sagu meningkat dan bisa mengatasi masalah pangan di Provinsi Riau.

"Dengan adanya seminar ini kami berharap sagu yang ada di daerah daerah Indonesia bisa menyumbang untuk nasional baik itu di segi pangannya dan perekonomiannya serta sagu Indonesia makin hebat dan makin diakui serta bisa menjadi sumbangsih bagi negara," tutupnya.

Keberadaan sagu di kepulauan Meranti telah menambah nilai ekonomi masyarakat yang selama ini bertani sagu secara turun temurun di sana.

Yang tergarap dengan baik baru dilakukan di Meranti dan beberapa Kabupaten Kota saja. Khusus di Kabupaten di Kabupaten yang dipimpinnya dikatakan Irwan, telah berhasil menempatkan Sagu sebagai komoditas ekspor andalan. Saat ini Kabupaten termuda di Provinsi Riau itu telah berhasil menghasilkan tepung Sagu kering berkwalitas tinggi 3000 Ton Pertahun untuk di ekspor kemanca negara yang dihasilkan oleh PT. Nasional Sagu Prima (NSP) dan masyarakat.

"Sagu Meranti dikirim ke Jepang, Singapura, Malaysia, dan ke Cirebon untuk mencukupi kebutuhan Sagu Nasional, dan ada juga pengusaha lokal yang mengekspor Sagu basah kenegara tetangga Malaysia dan Singapura, serta Cirebon, " jelasnya lagi.

Sejauh ini kendala yang dihadapi, diungkapkan Irwan, masih sangat kecilnya pasar Sagu di Indonesia dan dunia, hal ini dikawatirkan lambat laun akan menyebabkan petani Sagu mengalih fungsikan lahan-lahan produktifnya untuk komoditas lain yang dianggap lebih menguntungkan.

Sekedar informasi saat ini harga tepung Sagu kering dipasaran Meranti hanya berkisar 5.500 perkilo, jauh lebih murah jika dibandingkan dengan beras padahal jika dilihat dari segi gizi tidak kalah.

"Untuk itu kami memandang sangat perlu campur tangan pemerintah terutama pemerintah pusat untuk meberikan rangsangan kepada para petani Sagu agar bersemangat mengembangkan pangan alternatif ini di Indonesia, karena Sagu sangat layak menjadi alternatif menggantikan beras," jelasnya lagi.

Seperti disadari, lahan padi atau beras dari waktu kewaktu terus menurun begitu juga produksinya dan disi lain jumlah penduduk Indonesia terus bertambah diperkirakan dalam beberapa tahun kedepan pasokan beras di Indonesia lambat laun akan memasuki fase krisis.

"Oleh karena itu mulai saat ini Pemda yang didukung oleh Pemerintah Pusat sudah harus memikirkan Sagu sebagai alternatif pengganti beras, Sagu sebagai komoditas asli Indonesia dengan potensi yang melimpah harus dodorong perkembangannya," papar Irwan.

Ia juga megajak semua pihak untuk mendukung Sagu sebagai pangan yang sehat dan bergizi tinggi dengan mensosialisasikannya kepada seluruh rakyat Indonesia, hingga kedepannya nanti dihasilkan berbahai jenis makanan yang terbuat dari olahan Sagu dan yang terpenting dapat diterima luas oleh lapisan masyarakat Indonesia

Riau yang kaya akan potensi pertanian melakukan berbagai gebrakan untuk meningkatkan produktifitas pertanian. Hal yang sangat dibutuhkan adalah pemanfaatan teknologi dalam pelaksanaan peningkatan produksi.

Pemerintah provinsi Riau memberi dukungan kepada masyarakat yang mampu dan siap bertani dengan menggunakan teknologi.

Riau yang akan menjadi tuan rumah Hakteknas 2018 ini sangat antusias mempersiapkan fasilitas yang dibutuhkan agar pelakanaan hakteknas benar-benar dapat menjadi momentum bagi masyarakat untuk menyerap informasi dan teknologi terkini.***


Home