Home
 
 
 
 
Fenomena 4 Matahari Muncul di Kepulauan Riau

Jumat, 12/10/2018 - 19:21:08 WIB


Ilustrasi fenomena empat matahari alias sun dogs. (worldatlas.com)
TERKAIT:
   
 
BANDUNG - Fenomena langit empat matahari mirip dengan Halo Effect. Kesamaan kedua peristiwa optik di angkasa itu seperti munculnya pola lingkaran atau cincin besar di langit. Penyebabnya juga awan es di atmosfer.

Pada gambar video atau foto kejadian empat matahari, terlihat pola lingkaran atau cincin besar di langit. Di antara lingkaran itu muncul dua atau tiga cahaya terang di sekitar sang surya.

Penyebabnya menurut peneliti astronomi Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Rukman Nugraha, fenomena yang disebut juga sebagai sun dogs itu akibat sinar matahari dipantulkan oleh partikel es ke awan sirus.

Awan itu berada tinggi di angkasa. Jaraknya dari bumi sekitar 10 kilometer. Pada wilayah subtropis, fenomena empat matahari kerap muncul. "Di wilayah ekuator tergolong agak langka," kata Rukman saat dihubungi Jumat, 12 Oktober 2018.

Sebelumnya, video empat matahari belakangan menjadi viral setelah kemunculannya yang diduga berada di Kepulauan Riau beberapa waktu lalu. Adapun Halo Effect, kata Rukman, terhitung jamak muncul di wilayah ekuator seperti di Indonesia.

Dari segi waktu kemunculannya, empat matahari kata Rukman saat pagi hari ketika matahari masih dekat ufuk atau horison. "Kalau Halo Effect bisa terjadi siang atau sore hari," katanya.

Penyebabnya sama, yaitu pantulan sinar matahari oleh kristal es di awan sirus. Bedanya, Halo Effect hanya berupa cincin raksasa tanpa refleksi cahaya terang seperti empat matahari. "Warna lingkarannya bisa pelangi atau putih saja di sekeliling matahari," ujar Rukman.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaluddin mengatakan, Halo Effect juga bisa terjadi saat malam hari. "Saat ada bulan purnama, Halo juga bisa terjadi melingkari bulan," katanya.

ADVERTISEMENT

Wilayah yang kebetulan mataharinya terhalang oleh awan cirrus yang sangat dingin hingga terbentuk kristal-kristas es, akan melihat fenomena Halo.

Menurut Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lapan itu pada blog miliknya, tidak ada kaitan Halo Effect dengan pertanda gempa atau bencana alam lainnya. Pada masa pancaroba sekitar September-Oktober-November serta Maret-April-Mei, kejadian Halo sering terjadi di Indonesia

Sumber : Tempo.co.
Home