Home
 
 
 
 
Saudi Akui Kematian Khashoggi Usai Erdogan Telepon Raja Salman

Sabtu, 20/10/2018 - 20:07:54 WIB


TERKAIT:
   
 
ANKARA -
ANKARA - Pemerintah Arab Saudi akhirnya mengakui bahwa jurnalis kawakan, Jamal Khashoggi tewas di gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Pengakuan itu disampaikan setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dengan Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz pada Jumat (19/10) malam waktu setempat.

Seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Sabtu (20/10/2018), dalam percakapan via telepon itu, kedua pemimpin membahas hilangnya Khashoggi sejak 2 Oktober lalu.

Menurut sumber kepresidenan Turki, Erdogan dan Raja Salman setuju untuk terus melanjutkan kerja sama dalam penyelidikan kasus ini. Kedua pemimpin sepakat mengenai pentingnya kerja sama penuh sehingga penyelidikan bisa berjalan lancar.

Kedua pemimpin juga setuju untuk saling bertukar informasi mengenai perkembangan terbaru terkait kasus Khashoggi.

Jurnalis pengkritik kebijakan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) itu menghilang sejak memasuki gedung Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Menurut kepolisian Turki, di hari menghilangnya Khashoggi, 15 warga Saudi termasuk beberapa pejabat tinggi Saudi, tiba di Istanbul dengan menggunakan dua pesawat dan mendatangi Konsulat saat Khashoggi berada di dalamnya.

Pejabat-pejabat Turki menyebut Khashoggi telah disiksa, dibunuh dan jasadnya dimutilasi dalam waktu dua jam sejak kedatangannya ke Konsulat Saudi.

Pemerintah Saudi selama dua pekan ini bersikeras menyebut kolumnis Washington Post itu telah meninggalkan Konsulat dalam keadaan hidup. Namun akhirnya pada Sabtu (20/10) ini, pemerintah Saudi mengakui bahwa Khashoggi telah tewas dalam perkelahian di gedung Konsulat.

Pemerintah Saudi juga mengumumkan penangkapan 18 warga Saudi dan pemecatan dua pejabat yang dekat dengan MBS, sebagai bagian dari penyelidikan atas kematian Khashoggi. Namun hingga kini pemerintah Saudi tidak menyebut di mana jasad jurnalis kawakan tersebut.

Sumber : detikNews.
 Pengakuan itu disampaikan setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dengan Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz pada Jumat (19/10) malam waktu setempat.

Seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Sabtu (20/10/2018), dalam percakapan via telepon itu, kedua pemimpin membahas hilangnya Khashoggi sejak 2 Oktober lalu.

Menurut sumber kepresidenan Turki, Erdogan dan Raja Salman setuju untuk terus melanjutkan kerja sama dalam penyelidikan kasus ini. Kedua pemimpin sepakat mengenai pentingnya kerja sama penuh sehingga penyelidikan bisa berjalan lancar.

Kedua pemimpin juga setuju untuk saling bertukar informasi mengenai perkembangan terbaru terkait kasus Khashoggi.

Jurnalis pengkritik kebijakan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) itu menghilang sejak memasuki gedung Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Menurut kepolisian Turki, di hari menghilangnya Khashoggi, 15 warga Saudi termasuk beberapa pejabat tinggi Saudi, tiba di Istanbul dengan menggunakan dua pesawat dan mendatangi Konsulat saat Khashoggi berada di dalamnya.

Pejabat-pejabat Turki menyebut Khashoggi telah disiksa, dibunuh dan jasadnya dimutilasi dalam waktu dua jam sejak kedatangannya ke Konsulat Saudi.

Pemerintah Saudi selama dua pekan ini bersikeras menyebut kolumnis Washington Post itu telah meninggalkan Konsulat dalam keadaan hidup. Namun akhirnya pada Sabtu (20/10) ini, pemerintah Saudi mengakui bahwa Khashoggi telah tewas dalam perkelahian di gedung Konsulat.

Pemerintah Saudi juga mengumumkan penangkapan 18 warga Saudi dan pemecatan dua pejabat yang dekat dengan MBS, sebagai bagian dari penyelidikan atas kematian Khashoggi. Namun hingga kini pemerintah Saudi tidak menyebut di mana jasad jurnalis kawakan tersebut.

Sumber : detikNews.

Home