Home
 
 
 
 
Ditengah-tengah Pandemi Covid-19, Oknum Pejabat Humas Pemda Meranti Berikan Informasi Hoaks

Minggu, 17/05/2020 - 08:35:58 WIB


TERKAIT:
   
 
MERANTI - Pejabat Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti, yakni Kasubbag Anshari Arif diduga telah menyebarkan kabar bohong (Hoaks).

Arif diduga telah menyebarkan berita Hoaks tentang penyebaran wabah covid-19 melalui akun Facebook pribadinya. Dalam postingannya ia mengatakan jika pasien yang terkonfirmasi positif atas inisial IA (19) dan IMA (16) warga Desa Bandul Kecamatan Tasik Putri Puyu telah melakukan kontak sosial diseputar Kota Selatpanjang dan berkunjung dikediaman Bupati Kepulauan Meranti Irwan. 

Dari status Facebook tersebut yang akhirnya Viral, dipandang menjadi isu yang menarik untuk dijadikan pemberitaan, lalu beberapa rekan media mencoba mengkonfirmasi ke pihak terkait yang akhirnya berita tersebut tersebar luas dan menjadi Viral dimedia sosial.

Sementara itu, sebagian masyarakat menjadi resah, akibat kejadian yang dimuat dalam pemberitaan, masyarakat menjadi was-was untuk beraktivitas diwilayah Selatpanjang, terutama yang dalam beberapa hari belakangan pernah melakukan kontak langsung dengan Bupati, termasuk tiga orang wartawan.

"Sehari sebelum pemberitaan tersebut, kami sudah bertamu dikediaman Bupati, dengan adanya informasi tersebut, kami sangat merasakan kerugiannya. Kami didiskriminasi oleh kawan-kawan, karena mereka khawatir punya potensi untuk tertular. Hingga kami harus melakukan rapid tes yang hasilnya menunjukkan negatif, namun kami harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari kedepan," Papar salah satu wartawan Media Online Rio Nugraha.

Akibat dari statement Oknum Humas tersebut, rumah kediaman Bupati langsung disemprot menggunakan Disinfektan oleh pihak Dinkes, dan seluruh penghuni rumah dilakukan Rapid Tes.

Dalam keterangannya, Arif mengatakan bahwa informasi itu ia dapatkan dari penghuni rumah dinas, ia berkilah jika itu tidak berbahaya, terkecuali jika memang Bupati terjangkit virus.

"Informasi tersebut dari orang yang ada dikediaman rumah dinas. Itukan tidak bahaya, yang bahaya nya jika Pak Bupati terserang virus, kalau Pak Bup tak kena ya tidak masalah," Tepis Arif

Informasi terkait hal tersebut, digali lebih mendalam oleh rekan-rekan Wartawan, yang pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa faktanya para santri asal Desa Bandul dari kluster Magetan ini tidak melakukan perjalanan ke Kota Selatpanjang, juga tidak pernah menemui Bupati secara langsung. Keterangan tersebut disampaikan langsung oleh pihak keluarga.

"Dapat saya pastikan, bahwa yang bersangkutan dalam hal ini keponakan saya yang berinisial IA telah melakukan perjalanan dari Temboro ke Pekanbaru yang kemudian diteruskan ke Bengkalis untuk menuju Desa Bandul dan yang bersangkutan telah mengikuti petunjuk untuk menjalani isolasi mandiri dirumah. Perjalanan tersebut dilakukan tepatnya seminggu sebelum masuk puasa. Selama dirumah juga saya pastikan dia tidak kemana-mana apalagi kok menemui Bupati," Terang Zainal pihak keluarga IA.

Ditambahkan oleh kakak kandung pasien, Gusti Ariani yang menyebutkan jika adiknya dipastikan tidak keluar dari rumah selama menjalani isolasi mandiri.

"Saya kakak yang bersangkutan, asal tahu saja, adik saya ketika sampai langsung dilakukan isolasi mandiri dan tidak diperkenankan keluar sedikit pun apalagi ke rumah Bupati. Yang buat berita hoaks macam ini bisa dituntut balik," kata Gusti Ariani 

Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kepulauan Meranti, Syamsidir Atan sangat menyayangkan adanya informasi yang tidak benar (Hoaks) dan terlebih yang menyampaikannya informasi tersebut berasal dari kalangan pejabat Pemerintah Daerah.

"Tentunya kita sangat menyayangkan jika informasi tersebut ternyata hoaks. Persoalan ini bukan saja menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan banyak pihak, 3 wartawan yang diserang Hoaks tentunya merasakan kecemasan yang luar biasa. Mereka bukan saja dihantui rasa takut, tapi juga disisihkan banyak orang, terutama narasumber yg sehari-hari ditemui. Sekarang ini jangankan dinyatakan positif rapid test atau swab, kita bersin saja dicurigai orang. Jadi berhati-hatilah kalau menyebarkan informasi," kata Syamsidir.

Agar persoalan ini tidak berlarut-larut, Ketua PWI itu juga meminta pihak yang menyebarkan informasi tersebut, untuk segera mengklarifikasi sehingga tidak menimbulkan keresahan. Ia juga menyampaikan, agar ke 3 Wartawan tersebut dapat berbesar hati dan saling memaafkan satu dengan yang lainnya.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) perwakilan Kepulauan Meranti, Susanto Sudarmo mengatakan jika berita yang dibuat oleh wartawan itu tidak salah.

"Menurut aturan jurnalistik, berita yang telah dibuat wartawan tidak salah karena memiliki sumber yang jelas, terlepas pernyataan dari sumber itu benar atau tidak. Yang kita sesalkan jika pernyataan itu ternyata tidak benar, setelah pihak keluarga membantah pernyataan tersebut. Disini publik bisa menilai apakah ada kepentingan dari dimunculkannya isu tersebut. Wartawan jadi kerja dua kali merinci kronologis munculnya isu tersebut, untuk diketahui publik secara gamblang," Ujar Susanto

Susanto menambahkan, jika terbukti isu yang dilempar ke publik melalui sosial media itu hoaks, maka jelas yang bersangkutan bisa dikenakan pidana. (Rls/MBS***)
Home