Home
 
 
 
 
Penataan Logistik Tekan Ongkos Pengusaha hingga Rp1,5 T

Kamis, 24/09/2020 - 19:21:28 WIB


TERKAIT:
   
 
ZONARIAU.COM | Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan penataan ekosistem logistik nasional (National Logistic Ecosystem/NLE) dapat menghemat biaya yang dikeluarkan pengusaha hingga Rp1,5 triliun setahun.

Bahkan, kata dia, penghematan tersebut baru berasal dari Pelabuhan Batam yang jadi pilot project penerapan NLE. Jika penataan logistik telah di seluruh Indonesia, ia yakin penghematan ongkos logistik akan lebih besar.

"Cost efficiency (efisiensi biaya) dari NLE cukup besar ya, Rp1,5 triliun hanya dari daerah Batam saja saya kira itu. Sebagai gambaran saat ini importir melakukan sampai 17 transaksi layanan jadi panjang sekali, sekarang dengan ekosistem ini hanya satu," ujarnya dalam konferensi pers Penataan Ekosistem Logistik Nasional, Kamis (24/9).

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan peluncuran NLE merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik yang dirilis pada Juni 2020.

Sebelumnya instruksi tersebut juga sudah ia jalankan dengan menerbitkan dua peraturan menteri keuangan (PMK), yakni PMK Nomor 108 Tahun 2020 dan PMK Nomor 109 Tahun 2020 untuk mendukung implementasi ekosistem logistik nasional.

Sri Mulyani menjelaskan penghematan sebesar Rp1,5 triliun yang disebut Luhut berasal dari simplifikasi kegiatan logistik baik di hulu maupun hilir, mulai dari Delivery Order dan Persetujuan Pengeluaran Petikemas (SP2) online; e-trucking; inception; dan pengangkutan.

Ia mencontohkan, perubahan kegiatan Delivery Order dan SP dari konvensional ke online. Proses yang sebelumnya terbatas hanya Senin hingga Jumat itu kini bisa dilakukan dilakukan 7 kali 24 jam nonstop.

"Volume aktivitas dari delivery order serta SP2 ini apabila dilakukan secara online 7 kali 24 jam kita akan bisa melakukan efisiensi hingga 402 miliar rupiah dari para perusahaan yang harusnya mengeluarkan dana untuk pengurusan dan SP2. Dari sisi waktu menjadi 91 persen jauh lebih efisien," sebutnya.

Sementara di Batam penataan logistik ditambah lagi dengan penyederhanaan dua kegiatan yakni kegiatan perizinan ship to ship (DTS)/floating storage unit (FTU) serta perizinan usaha dan konsumsi yang masing-masing dapat mengefisienkan waktu sebesar 70 persen dan 94 persen.

"Jadi NLE mencakup seluruh proses hulu hingga hilir, bahkan di dalam tayangan disebutkan kita juga masuk ke proses di luar negeri. Dari outbound hingga inbound, dari proses di mana barang masuk dalam gudang, dimuat truk, hingga clearance," tandasnya.

Sumber : Cnnindonesia.com
Editor : Arif Hulu
Home