Home
 
 
 
 
Meski Kaya, Trump Ternyata Tak Bayar Pajak Penghasilan Selama 15 Tahun

Selasa, 29/09/2020 - 05:53:38 WIB

Ilustrasi properti milik Presiden Donald Trump (Instagram.com/@trump)
TERKAIT:
   
 
ZONARIAU.COM - Jelang pemilu, harian New York Times menurunkan laporan bahwa Presiden Donald J Trump selama 10 hingga 15 tahun terakhir tidak membayar pajak pendapatan. Padahal, ketika itu ia sudah masuk menjadi salah satu orang terkaya di Amerika Serikat.

Stasiun berita Channel News Asia, Senin (28/9/2020) melaporkan NYT berhasil memperoleh data laporan pajak milik Trump selama lebih dari 20 tahun ke belakang. Berdasarkan hasil laporan itu, Trump absen membayar pajak karena ia kehilangan banyak uang daripada menambah pundi-pundi tabungannya.

Dalam laporan itu, NYT juga menemukan fakta ketika Trump terpilih menjadi Presiden AS tahun 2016 lalu, ia hanya membayar pajak pendapatan senilai US$750 atau setara Rp11,1 juta (1US$ = Rp14.893). Nominal pajak yang sama juga ia bayarkan pada tahun 2017.

Padahal, sebelum menjadi orang nomor satu di AS, Trump adalah pengusaha yang dekat dengan selebritas. Ia memiliki program reality show bertajuk "The Apprentice" yang sangat populer dan sempat ditayangkan di Indonesia.

Belum lagi ia dikenal sebagai mogul properti yang asetnya tersebar di banyak negara. Citra Trump sebelum menjabat sebagai presiden adalah seorang miliuner. Namun, berdasarkan data yang diperoleh NYT, sebelum menjadi presiden, Trump justru mengalami kerugian finansial yang besar. Berapa sih kerugian finansial yang dialami Trump?

1. Sebelum terpilih jadi Presiden, Trump disebut mengalami kerugian bisnis Rp705,6 miliar

Dalam laporan tahunan keuangan yang wajib diungkap Trump sebagai presiden, Trump mengatakan memperoleh pemasukan senilai US$434,9 juta (setara Rp6,4 triliun) pada 2018. Tetapi, harian NYT membantah laporan tersebut. Dokumen pelaporan pajak menunjukkan bahwa pendapatan Trump sudah ada di titik nadir dengan kerugian mencapai US$47,4 juta (Rp705,6 miliar).

Kerugian Trump terbesar ditemukan di bisnis penyewaan klub golf dan hotel. Dari dua bisnis itu saja, jumlah kerugian yang dilaporkan mencapai puluhan juta dolar per tahun.

Selain itu, ditemukan Trump juga harus bertanggung jawab terhadap nominal pinjaman lebih dari US$300 juta (setara Rp4,4 triliun) yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu empat tahun mendatang.

NYT juga menuding beberapa bisnis yang dimiliki Trump turut menerima duit dari para lobbyist hingga pejabat asing. Tujuannya, agar bisa diberi waktu untuk bertemu secara tatap muka dengan Presiden Trump.

NYT menduga kerugian bisnis yang dialami oleh Trump ternyata dimanfaatkan agar bisa menghindari pembayaran pajak.

2. Trump diduga memanfaatkan kerugian dalam bisnisnya sebagai celah agar tidak membayar pajak

NYT mengaku menggunakan data pembayaran pajak untuk mengetahui berapa banyak pemasukan yang diperoleh Trump dari perusahaan yang ia miliki di luar AS. Diduga dua tahun pertama Trump duduk sebagai presiden, ia memperoleh pemasukan US$73 juta (Rp1 triliun).

Berdasarkan penelusuran NYT, uang itu berasal dari tempat golf yang berada di Irlandia dan Skotlandia. Di luar dari itu, Trump Organization juga memperoleh pemasukan dari kesepakatan pemberian lisensi di negara-negara yang cenderung otoriter atau geopolitiknya sulit seperti India, Turki dan Filipina.

NYT mengklaim Trump mendapat pemasukan total US$427,4 juta hingga 2018 untuk lisensi dari seri program The Apprentice. Ada pula pemasukan senilai US$176,5 juta dari keuntungan berinvestasi di dua gedung perkantoran.

Namun, menurut NYT, tidak ada satu pun pajak penghasilan yang disetor oleh Trump dari pemasukan itu. Hal itu lantaran Trump melaporkan ke IRS bisnisnya merugi dan ia kehilangan banyak uang. Cara ini diduga merupakan strategi Trump untuk menghindar agar tak membayar pajak.

3. Trump menilai laporan New York Times sebagai berita palsu.

Sementara, ketika dikonfirmasi langsung kepada Trump, ia tegas menyampaikan laporan NYT itu adalah berita bohong. Bahkan, ia mengatakan rutin membayar pajak.

"Dan Anda akan melihat laporan pajak saya, saat ini sedang diaudit, dan laporan itu sudah diaudit sejak lama," kata dia dan dikutip dari stasiun berita BBC.

Ia mengatakan BPK AS yang diberi nama Internal Revenue Service tidak memperlakukannya dengan baik. Trump merupakan Presiden AS pertama sejak 1970-an yang tidak bersedia laporan pajaknya diungkap ke publik. Meskipun hal itu tidak diwajibkan di dalam sistem hukum AS.

Namun, dengan bersedia mengungkap ke publik mencerminkan akuntabilitas seorang pejabat publik. Laporan NYT itu dirilis sebulan sebelum pemilu AS pada 3 November.

Editorial Team/arif hulu


Home