Home
 
 
 
 
Pemerintah Cari Solosi Semoga Ekonomi Dapat Berubah
Jeritan Masyarakat Pasaman Keluhkan Lemahnya Ekonomi

, - WIB


TERKAIT:
   
 
Pasaman, - Zonariau.com
Konsumsi masyarakat sepanjang tahun 2023 melambat cukup signifikan. Berbagai faktor musiman yang semestinya bisa mendongkrak tingkat konsumsi rumah tangga di akhir tahun, seperti hari raya Natal dan Tahun Baru, pemilihan umum, dan guyuran bantuan sosial dari pemerintah, tidak berhasil mengerek laju belanja dan menggerakkan perekonomian.

Saat Ramadhan, belanja masyarakat cenderung meningkat karena tradisi menjadikan bulan puasa sebagai momen istimewa. Sama halnya yang dialami masyarakat Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat merasakan pahitnya ekonomi dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Semenjak pemerintah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada Selasa (12/3/2024). Muncul harapan momen Ramadhan dan perayaan Idul Fitri tahun ini bisa membawa peningkatan pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian.

Dari tahun ke tahun, Ramadhan dan Idul Fitri selalu berkontribusi mempercepat perputaran ekonomi nasional. Bagaimana tidak, besaran pengeluaran untuk konsumsi masyarakat di periode ini cenderung lebih tinggi daripada hari-hari biasa.

Bukan hanya masyarakat Muslim semarak Ramadhan dan lebaran juga turut di ikuti oleh hampir seluruh penduduk Indonesia. Salah satunya daerah kabupaten Pasaman, Povinsi Sumatera Barat ikut berdampak alami  akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi.

Melemahnya konsumsi bukan hanya karena warga malas belanja. Melainkan, merosotnya ekonomi sehingga masyarakat lebih memilih berhemat dengan keperluan kebutuhan yang penting aja. Bahkan, kebutuhan sehari-hari sering sangat memprihatinkan apalagi dalam bulan suci Ramadhan saat sekarang.

Seperti yang di ungkapkan salah seorang warga lubuk Sikaping Lia ( 45 ),  pedagang kaki lima yang merasakan jeritan susah nya ekonomi sekarang. ' Mancari pitih payah bana kini pak, lah bara bulan ko pasa langang indak ado nan mambali, ( red- mencari duit susah pak, telah sekian bulan pasar sepi pembeli)," ucap ibu separoh baya ini pada wartawan.

Hal senada juga diutarakan Burin ( 52 ), salah seorang berkerja sebagai petani warga masyarakat Kecamatan Panti, merasakan hal yang sama keluhkan merosot nya ekonomi yang tidak seimbang ' kebutuhan pokok melonjak, sementara hasil bumi segitu - gitu aja. Apalagi, sekarang bulan puasa dan menghadapi Hari raya Idul Fitri," terang Burin sembari mengucap ngak tau lagi lah Pak, cara hidup.

Banyak keluhan masyarakat, kita bisa berharap badai ini cepat berlalu semoga pemerintah dapat mencari solusi agar persolan ekonomi dapat berubah. ( RR ).
Home